TTU Stunting tinggi : Keturunan atau Kekurangan?


SDGs : Mengakhiri kelaparan, mencapai keamanan pangan, dan perbaikan gizi, dan pertanian berkelanjutan,

       Tahun 2018 merupakan tahun yang dinilai tidak memuaskan bagi kabupaten TTU (Timor Tengah Utara) meskipun memiliki persentase kemiskinan yang terus menurun dari tahun 2015. Pasalnya berdasarkan Riskesdas 2018, kabupaten ini menjadi kabupaten dengan angka stunting tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
       Kekurangpahaman terhadap permasalahan stunting ini sering kali membuat masyarakat cenderung untuk bersikap menyepelekan. Kasus stunting ini sering kali dianggap sebagai kasus genetik atau keterunan yang artinya sang balita memiliki tinggi yang tidak ideal sebagaimana balita secara umumnya akibat 'turunan' dari orang tua ataupun buyutnya. Namun, tidak semua balita yang memiliki tubuh pendek dapat dikategorikan sebagai stunting dan begitu juga sebaliknya
       Stunting bukan hanya permasalahan yang berdampak pada tinggi badan sang balita tapi juga dalam berbagai aspek fisik hingga kognitif (otak) yang berakibat pada mental dan kemampuan berpikir yang lemah. Hal ini nantinya akan sangat berpengaruh dalam pengembangan sumber daya manusia dengan produktivitasnya.
Menurut Aloysius Kobes selaku Wakil Bupati TTU mengungkapkan bahwa kasus stunting yang tersebar merata di 183 desa ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik budaya maupun pola konsumsi atau secara umum berkaitan dengan gizi dan bukan berkaitan dengan faktor genetik. Gizi ini berkaitan dengan apa yang menjadi konsumsi wanita dalam masa mengandung dan beberapa waktu setelah melahirkan.
       Jika dikaitkan dengan trend kemiskinan yang terus menurun dari tahun 2015 tersebut, seharusnya turut mempengaruhi pola konsumsi masyarakat yang akan menjadi semakin baik juga. Ternyata, fakta yang terjadi di masyarakat adalah bahwa ada masyarakat yang masih diikat oleh adat atau keyakinan untuk larangan mengonsumsi jenis makanan tertentu, seperti ayam, ikan, daging, ataupun telur. Hal ini biasanya disebut 'pamali'. Ini mengakibatkan wanita yang melahirkan kurang mendapatkan asupan gizi dari zat tertentu sehingga berdampak bagi bayinya.
Persentase kemiskinan TTU 2015-2018

       Upaya pencegaham stunting sangat penting agar setiap anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal sehingga dapat produktif dimasa mendatang.
Pencegehan stunting dapat dilakukan dengan pemenuhan gizi dan peningkatan daerah dalam bidang kesehatan. Dengan pengadaan suplemen tambahan dan program kemasyarakatan oleh pemerintah seperti penyediaan sapi perah di setiap desa dengan pemanfaatan susu yang dihasilkan untuk dikonsumsi balita dan anak-anak sedangkan dengan fasilitas kesehatan yang terus dikembangkan dapat membantu wanita hamil dalam pengecekan rutin dan mendapat sosialisasi yang tepat mengenai pentingnya pemberian ASI atau gizi seimbang serta pemberian imunisasi atau menimbang berat badan untuk balita dan batita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dalam Nusa Tenggara Timur: Perbandingan Sektor Basis Kabupaten/Kota di Wilayah Timor